Pengembangan C DI BEWE

Jumat, 06 November 2009 ·
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada pasal 3 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) disebutkan bahwa fungsi Pendidikan Nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sedangkan tujuan dari pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mencapai hasil tersebut dituangkan lebih lanjut dalam standar proses pada Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) Bab IV Pasal 19 ayat 1 disebutkan bahwa: proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Penjabaran di sekolah dituangkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan berpedoman pada setiap Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), termasuk di dalamnya mata pelajaran Fisika. Dalam SK dan KD mata pelajaran Fisika disebutkan bahwa tujuan dari pembelajaran Fisika adalah: (1) Membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. (2) Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain. (3) Mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis. (4) Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaian masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif (5) Menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan, dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tujuan ini dapat dicapai jika dalam pelaksanaan di lapangan guru berpedoman pada Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, dimana guru dituntut agar dapat melakukan: eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.
Dalam eksplorasi guru diharapkan: melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prin¬sip alam tak ambang (tak ada batas). Jadi guru dapat mengajar dari aneka sumber, menggunakan beragam pendekatan pembela-jaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain. Pada eksplorasi guru juga melibatkan peserta didik secara aktif dalam se¬tiap kegiatan pembelajaran dan memfasilitasi peserta didik melakukan per¬cobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.
Dalam kegiatan elaborasi guru membiasakan peserta didik membaca dan me¬nulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna, memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memuncul¬kan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis sehingga siswa dapat berpikir, menga¬nalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut. Dalam elaborasi guru juga dapat memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa per¬caya diri peserta didik.
Sedangkan dalam kegiatan konfirmasi, guru dituntut untuk memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik. Guru juga harus memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan, memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar.
Ketiga hal tersebut merupakan tantangan yang harus dihadapi guru fisika dalam menghadapi peserta didik dan mengembangkan kemampuan profesionalnya, karena sampai sekarang fisika merupakan salah satu pelajaran yang kurang menarik perhatian siswa. Hal ini perlu disadari mengingat pada pelajaran fĂ­sika banyak dijumpai hal-hal yang harus dipikirkan, dinalar dan diterjemahkan pada kehidupan hari-hari.
Keadaan ini tak terkecuali dengan terjadi di SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III, dimana dalam 3 tahun terakhir didapatkan data dari arsip nilai ulangan harian pada listrik dinamis didapatkan nilai rata-rata ulangan harian siswa secara individual Per KD kurang dari 50% yang dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Belajar Minimum (KKM) yaitu 60. Hasil Ulangan siswa kelas 10 SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III pada materi listrik dinamis dalam 3 tahun terakhir sebelum diremedial adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1 : Rekap Nilai Mata Fisika Materi Listrik Dinamis 3 Tahun Terakhir
No Tahun Pelajaran X A X B X C
Tuntas Tdk tuntas Tuntas Tdk tuntas Tuntas Tdk tuntas
1. 2007/2008 13 siswa 17 siswa 19 siswa 11 siswa 14 siswa 16 siswa
2. 2006/2007 14 siswa 13 siswa 13 siswa 17 siswa - -
3. 2005/2006 12 siswa 15 siswa 10 siswa 17 siswa - -
Sumber : Arsip Penilaian SMA Plus Negeri 2 Banyuasin
Dari tabel terlihat bahwa, rata-rata ketuntasan belajar di SMA Plus Negeri 2 Banyuasin dalam tiga tahun terakhir di bawah 50%. Ketidaktuntasan ini diduga karena beberapa faktor yang menyebabkan seperti materi listrik dinamis merupakan materi yang abstrak, dimana dalam penjelasan hanya memberikan ilustrasi atau gambaran saja. Materi ini juga melibatkan banyak detail-detail matematika yang digunakan sebagai dasar dalam aplikasi konsep. Materi Listrik Dinamis merupakan materi yang sangat esensial dalam pelajaran fisika.
Dari pengamatan selama proses pembelajaran di SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III, guru tidak menggunakan model pembelajaran yang bervariasi dan berbagai media yang berbasis TIK, padahal sekolah tersebut memiliki fasilitas yang memadai. Guru juga hanya mengandalkan model pembelajaran langsung dengan media TIK seadanya dikarenakan tidak tersedianya konten yang lengkap pada setiap mata pelajaran termasuk Fisika. Hal tersebut tentu tidak sesuai dengan Permendiknas No. 41 tahun 2007 dimana guru harus menggunakan berbagai teknik atau cara untuk dapat mencapai KKM yang telah ditentukan. Teknik pembelajaran seperti ini menjadikan guru sering terjebak dalam rumus-rumus matematika yang rumit dan abstrak, sedangkan tujuan sebenarnya yaitu menguasai konsep fisika menjadi tidak tercapai.
Berdasarkan beberapa penelitian mengenai penggunakan TIK sebagai media pembelajaran telah banyak dilakukan, menurut Sukartawi (2007) di Indonesia pemanfaatan e-learning memang diperlukan dalam membangun sektor pendidikan khususnya dalam akses pemerataan pendidikan. Pengalaman ini telah dilakukan oleh banyak negara, baik di Asia, Australia, Eropa dan Amerika yang membuktikan bahwa e-learning memang sangat membantu menyelesaikan masalah pendidikan.
Hal ini diperkuat dengan penelitian Gallub (Hernandes, 2005) yang menyatakan bahwa pada tahun 2003 sebanyak 94% remaja di Amerika Serikat telah menggunakan media internet untuk menyelesaikan tugas-tugas sekolah, 85% yang menggunakannya untuk mencari informasi film, musik atau TV, 81% menggunakan untuk game, 78% untuk mendapatkan berita, 50% untuk mengetahui olah raga dan 36% untuk membeli barang. Selanjutnya dijelaskan bahwa dengan penggunaan komputer yang tersambung ke internet secara on line hanya 5% yang tidak lulus (Hernandes, 2005).
Media pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) khususnya komputer yang digunakan dalam pembelajaran fisika diharapkan mampu untuk meningkatkan kreatifitas siswa seperti yang diungkapkan Thompson (2000) menyatakan: ”E-learning is instructional contens or learning experiences delivered or enabled by electronic technology”. Pemanfaatan e-learning memberikan penguatan dalam perubahan paradigma pembelajaran. Sistem e-learning merupakan implementasi pembelajaran yang memanfaatkan teknologi yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu.
Menurut Greal dalam Patmanthara (2007) media berbantuan komputer juga memiliki keunggulan dibandingkan dengan media lainnya karena komputer dapat berinteraksi secara individu dengan peserta didik. Dengan demikian Media berbasis TIK khususnya website dapat digunakan dalam berbagai keadaan baik secara individu maupun secara kelompok.
Hal ini diperkuat dengan pernyataan UNESCO 2002 (Depdiknas, 2007) menyatakan bahwa pengintegrasian Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam proses pembelajaran memiliki tiga tujuan utama yaitu (1) untuk membangun ”knowlegde-based society habits” seperti dalam kemampuan memecahkan masalah, kemampuan berkomunikasi, kemampuan mencari dan mengolah informasi serta mengubahnya menjadi pengetahuan baru. (2) untuk mengembangkan keterampilan menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan (3) meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran.
Departemen Pendidikan Nasional saat ini juga telah mengembangkan backbond Jejaring Pendidikan Nasional (Jardiknas), jaringan ini dirancang untuk dapat menghubungkan semua instansi pendidikan di seluruh Indonesia termasuk sekolah. Sekolah dapat mengakses dan mengupload konten-konten yang berkaitan dengan pembelajaran. Akan tetapi hal tersebut belum dapat berjalan dengan baik karena masih minimnya konten pembelajaran termasuk di dalam materi tentang Listrik Dinamis.
Penelitian yang dilakukan oleh Kristanta (2005) pada materi listrik statis dengan menggunakan media Macromedia Flash menunjukan hasil adanya peningkatan pemahaman siswa terhadap konsep listrik statis.
Pada penelitian sebelumnya oleh Rosmidawati (2009) dalam Pengembangan bahan ajar listrik dinamis berbasis komputer berbasis website memberikan hasil dengan kategori Amat Baik. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Faizin (2009), tentang penggunaan model pembelajaran multimedia interaktif pada Konsep Listrik Dinamis yang dilakukan di SMP Negeri Kudus juga menunjukan bahwa model pembelajaran multimedia interaktif dapat meningkatkan penguasaan konsep fisika dibandingkan dengan pembelajaran secara konvensional.
Pada penelitian-penelitian sebelumnya hanya dilakukan secara terpisah-pisah Macromedia, Multimedia dan Website tanpa adanya penggabungan semua komponen sehingga menjadi satu kesatuan secara utuh. Penelitian tersebut juga masih memberikan tes secara konvensial, tes yang diberikan berupa paper base.
Berangkat dari hal ini penulis menyampaikan gagasan dan inovasi untuk mengembangkan media interaktif berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) khususnya website dan menggunakannya di SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III yang berbeda dari penelitian sebelumnya. Media interaktif ini merupakan media pembelajaran pada materi listrik dinamis, dimana didalamnya terdapat konten mengenai materi, soal interaktif, dan gambar animasi dengan menggunakan bahasa Hyperteks Markup Language (HTML) dan Macromedia Flash. Program ini dikemas dalam bentuk Compact Disk (CD) sehingga mudah untuk digunakan dimana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja, baik siswa maupun guru. Bentuk pengujian terhadap hasil belajar, pada akhir pembelajaran juga dalam bentuk soal interaktif yang semuanya dikerjakan dengan menggunakan komputer. Judul dari penelitian ini adalah Pengembangan Compact Disc (CD) Interaktif Berbasis Website (CDI BEWE) Sebagai Media Pembelajaran Fisika Di SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang telah dijelaskan didapatkan beberapa masalah sebagai berikut:
1) Bagaimana mengembangkan CDI BEWE sebagai media pembelajaran fisika di SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III?
2) Bagaimana mengemas CDI BEWE sehingga dapat digunakan dalam pembelajaran fisika di SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III dengan mudah?
3) Bagaimana efek CDI BEWE terhadap aktifitas siswa dalam proses pembelajaran di SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III?
4) Bagaimana efek CDI BEWE terhadap minat siswa dalam belajar listrik dinamis?
5) Bagaimana efek CDI BEWE terhadap hasil belajar siswa di SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III?

C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Untuk menghasilkan CDI BEWE mata pelajaran Fisika pada materi Listrik Dinamis.
2) Untuk mendapatkan CDI BEWE mata pelajaran fisika pada materi Listrik Dinamis, yang terkemas dengan baik sehingga mudah digunakan oleh siswa dan guru dimana saja dan kapan serta dapat di jalankan secara otomatis.
3) Mengetahui efek CDI BEWE terhadap aktifitas belajar siswa di SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III.
4) Mengetahui efek CDI BEWE terhadap minat belajar siswa SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III dalam materi listrik dinamis.
5) Mengetahui efek CDI BEWE terhadap hasil belajar siswa di SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III.

D. MANFAAT HASIL PENELITIAN
Manfaat yang didapatkan dari penelitian ini ada 3 jenis seperti berikut ini:
1) Manfaat untuk siswa diharapkan dengan menggunakan CDI BEWE dalam proses pembelajaran Fisika.
- Siswa dapat belajar secara mandiri, karena materi yang disajikan dalam CDI BEWE sudah cukup lengkap dan interaktif.
- Siswa dapat mengulang pembelajaran dimana saja, kapan saja, dan berapa kali saja tanpa merugikan dan mengganggu orang lain.
- Minat siswa dalam proses pembelajaran fisika diharapkan dapat meningkat.
2) Manfaat untuk guru diharapkan
- Memberikan alternatif media pembelajaran kepada guru pelajaran fisika.
- Memberikan inspirasi kepada guru untuk mengembangkan media pembelajaran sejenis untuk digunakan dalam pembelajaran fisika.
3) Manfaat untuk pengambil kebijakan, yaitu kepala sekolah dan Dinas Pendidikan diharapkan:
- Mendorong Kepala Sekolah untuk memfasilitasi guru dalam rangka penggunaan dan pengembangan media pembelajaran berbasis TIK.
| More

0 komentar:

Posting Komentar